This site requires JavaScript. This message will only be visible if you have it disabled.

Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

gelar karya projek penguatan profil pelajar pancasila

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau biasa disingkat P5 merupakan muatan wajib bagi sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka. Bagi kelas pelaksana Kurikulum Merdeka, P5 berdiri sendiri. Sedangkan yang masih menerapkan Kurikulum 2013, P5 disublimasi ke dalam materi tematik yang dipelajari.

Sesuai kesepakatan di awal tahun ajaran, SD se Kecamatan Ngajum memilih “Gaya Hidup Berkelanjutan” sebagai topik yang diterapkan pada semester 1 ini, dengan subtema “Daur Ulang Sampah”.

Untuk itulah, pada akhir semester 1 ini dilaksanakan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD se-Kecamatan Ngajum, bertempat di Balai Desa Ngajum.

Adapun yang menjadi panitia pelaksana kegiatan ini adalah guru penggerak dan calon guru penggerak dari Kecamatan Ngajum, berjumlah 25 orang.

Inti dari kegiatan ini adalah sekolah-sekolah memamerkan produk daur ulang sampah hasil kolaborasi guru dan siswa, dimana tiap-tiap stand diwakili oleh 2 siswa dan 1 guru pembina.

Selain pameran, berbagai pertunjukan yang ditampilkan masing-masing gugus turut memeriahkan acara ini, seperti pertunjukan tari dari Gugus I Ngajum yang berkolaborasi antara guru dan siswa.

P5 SDN 1 Palaan

Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang yang diwakili Kepala Bidang SD, Drs. Ahmad Wahid Arif, M.M. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi kegiatan semacam ini dan mengatakan bahwa kegiatan ini sudah layak di tingkat kabupaten, bukan lagi tingkat kecamatan.

Selain dari Dinas Pendidikan, hadir pula dari unsur Muspika, camat, dan pemerintah Desa Ngajum.

Melihat jalannya acara yang begitu semarak dan apresiasi yang muncul, sudah selayaknya kegiatan ini diagendakan secara rutin sebagai puncak program Penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah-sekolah. Sehingga, tiap sekolah punya keinginan untuk maksimal menerapkan P5 ini karena karyanya tidak hanya ditampilkan di tingkat sekolah, tetapi juga di tingkat kecamatan.